Jumat, 16 Agustus 2013

NYANYIAN RINDU

Sang fajar bertekuk lutut di hadapan rembulan. Seperti mengalah pada sang rembulan. 
Dan jikalau malam tiba bintang pun menemani sang rembulan. Andai saja aku seperti mereka, selalu menemani untuk menjaga sunyinya malam.


Bersatu namun tak saling mengganggu. Namun sudahlah, itu cuma khayalku.


Menikmati indahnya malam hanya angin yang berhembus dan sebuah buku yang selalu menemaniku. Itu pun sudah cukup menghapus sebagian akan gundahku. Sesaat jika aku merindukan seseorang aku suka menuangkan isi hatiku pada secarik kertas. 


Dan di sana menarilah sebuah pena untuk mengukir namanya. Lalu aku pun menitipkan surat itu pada angin malam yang berhembus untuk disampaikan kepada Tuhan agar dapat dikabulkan permintaanku, dan agar rinduku sampai kepada seseorang di luar sana. 


Ini rinduku...


Yang ku tulis adalah tentang dirimu. Tentang rinduku yang tak mau surut yang harus segera ku hentikan karena aku takut tenggelam jauh lebih dalam. 


Merindumu diam-diam membuatku tak karuan, ingin mengataknnya padamu tapi hatiku berkata jangan. 

Takut jika terlalu merindu hati ini jadi lebam. Mungkin rindu harus segera memberi tahu hatiku agar berhenti menunggumu. Lama dalam ketidakpastian hanya akan membuat hatiku lelah lebih dari sebelumnya. 
Lelah itu pasti, tapi akankah lebih baik bila menghentikannya lebih awal. 

Kita tak saling melihat tapi setidaknya jarak hatiku dengan hatimu dekat. 


Ini rinduku... 


Semua rindu ini aku biarkan meluap, dan perlahan akan memudar dengan sendirinya. 


Aku menulis tentangmu hingga tertidur lelap dan lupa. Namun sebelum rindu ini pergi aku ingin angin malam untuk menyampaikan rindu ini padamu seperti biasa. Rinduku ini yang terakhir kuharap kau mengerti. 


Dan aku berterima kasih atas segala rindu di atas angin malam juga rembulan.


dikutip dari: www.kawankumagz.com

AKU DAN DIA

Aku ingat saat itu. 
Senyumnya, tawa lepasnya, kerutan dahinya, semua tentangnya. 
Aku ingat dia, seperti tiap momen dengan dia membekas dalam otak dan hatiku. 
Bukan, dia bukan pacarku. Dia berarti bagiku namun takdir belum membiarkan kita bersatu. 

Aneh memang ketika engkau tahu semua tentang dia namun kalian tidak bisa bersama. Terkadang aku berpikir untuk apa dua orang saling bertemu namun pada akhirnya mereka tidak bisa bersama? 

Dia pergi lalu datang kembali. Dia menyakiti lalu memperbaiki.

Aku ingat saat pertama kami bertemu, suatu kebetulan yang tak pernah ku ketahui akan begitu membekas dan berarti. 

Awalnya hanya sebuah perkenalan singkat, lalu kami berkirim pesan dan kami menjadi cukup dekat. Satu bulan, dua bulan, tiga bulan berlalu tiba-tiba perasaan itu muncul. 
Perasaan yang tak bisa aku hindari. Lucu ketika mengingat semuanya terjadi secara tidak sengaja. Sesuatu yang awalnya biasa menjadi begitu berarti. Empat bulan, lima bulan, enam bulan aku menyadari bahwa aku benar-benar menyayanginya. 

Namun segala sesuatu tentu berubah bukan? 

People change, feelings change. Sometimes when people grow, they grow apart. He turned my world upside down. 

Kamu tahu rasanya ketika seseorang yang sangat berarti tiba-tiba pergi dari hidupmu? kecewa, sedih. Kamu tahu ketika orang itu pergi dan kita berusaha melupakannya namun seketika dia hadir lagi? Sulit. 


Dia selalu begitu, detik ini dia datang, detik berikutnya ia pergi. Tapi aku tidak perduli. aku masih di sini, menunggunya. Enam bulan setelahnya, dia benar-benar pergi. Dia mendapatkan seseorang, namun orang itu bukanlah aku. 

Sedih? Sudah pasti. Namun rasa sayangku masih lebih kuat untuknya, terlalu naif memang. 

Tapi aku merasa dia yang terbaik untukku, dia akan kembali padaku, mungkin tidak saat ini tapi dia pasti kembali padaku. Suggesti-suggesti seperti itu yg selalu aku terapkan, namun kenyataan seperti memusuhiku. Memang benar terkadang apa yang kita harapkan tidak sesuai dengan kenyataan. 

Lalu aku sampai pada titik lelah. Mengetahui kenyataan bahwa ia takkan kembali. 

Aku terlalu bodoh karena tidak bisa melihat kebahagiaan dalam sisi yang lain. Karena selama ini yang aku tahu, kebahagiaan itu adalah dia. Terkadang Tuhan membanting kita jauh untuk menyadarkan kita bahwa apa yang kita pertahankan selama ini salah. Aku sayang dia, tapi bagaimana dengannya? 

Dan akupun sadar bahwa titik puncak tertinggi cinta itu ketika merelakan kepergiannya.


(dikutip dari: www.kawankumagz.com)

Kamis, 15 Agustus 2013

KETIKA CINTA DATANG


Aku ingin jatuh cinta. Seperti dulu aku jatuh cinta padamu. Pada matamu yang menghimpun lautan. Pada tubuh hutan hujan tropismu. Pada suaramu yang serupa candu. Aku ingin jatuh cinta seperti ketika aku jatuh cinta padamu.

Aku tahu, tak mungkin ada yang bisa sepertimu, tak ada. Tak mungkin ada yang bisa menggantikanmu. Dalam dadaku ini, senantiasa ada ruang yang sejak dulu, tak pernah diisi oleh siapa pun, selain namamu. Hanya namamu.

Kamu memang tak benar-benar mengharapkan aku. Bagimu, aku hanya seorang sahabat. Cukup. Tidak lebih. Tak ingin lebih. Kamu lebih memilih perempuan lain, yang menurutmu cantik, seksi, pintar, dan banyak alasan lain, untuk bisa membuatmu jatuh cinta.

Sedangkan jatuh cinta padaku, bagimu seperti sebuah dosa. Lantas jadilah kita hanya sahabat. Kamu menceritakan semua yang terjadi dalam hidupmu padaku. Aku mengatakan semua hal, kecuali perasaanku padamu yang sesungguhnya.

Setiap kali kamu menceritakan hubunganmu dengan pacarmu, kali itu juga, selalu ada yang membara dalam dadaku. Aku cemburu. Cemburu pada perempuan yang menjadi kekasihmu. Terkadang, saat kamu memutuskan untuk mengakhiri hubunganmu dengan seseorang, aku merasakan sebuah kebahagiaan. Entahlah, aku merasakan kepuasan yang luar biasa ketika kamu memutuskan untuk tidak lagi menjalin hubungan dengan seseorang.

Begitu juga sebaliknya, aku akan merasakan kebahagiaan jika pada satu waktu, kekasihmu memutuskan hubungannya denganmu. Kamu bercerita dengan penuh kesedihan. Aku menghiburmu, meyakinkanmu bahwa semua akan baik-baik saja. Bahwa perempuan yang memutuskan hubungannya denganmu suatu hari akan menyesal.

Ini mungkin kebahagiaan yang aneh. Ganjil. Seharusnya aku ikut sedih saat itu, merasakan kesedihanmu juga. Sebagai sahabat semestinya aku ikut memaki perempuan yang telah begitu saja memutuskan hubungan cintanya denganmu.

Perasaan seperti itu terus muncul hingga akhirnya kita berpisah. Selepas sekolah menengah atas, kamu memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah di kota tempat kita tinggal. Kamu memilih untuk kuliah jauh dari rumah. Saat itu kamu mengatakan padaku, kamu ingin mencoba belajar hidup mandiri. Kamu ingin merasakan bagaimana hidup jauh dari orangtua.

Sejak saat itulah, aku mengubur segala hal tentangmu. Aku tegaskan pada diriku bahwa aku tak ingin lagi jatuh cinta padamu. Cukup sampai kita menyelesaikan masa SMA bersama. Sebab semakin aku memupuk cinta padamu, aku akan semakin sakit. Aku tak ingin larut dalam cinta platonis.

Maka saat kamu berpamitan padaku, aku mendekapmu. Mendekap erat tubuhmu, menatap matamu yang menghimpun lautan itu, sebagai sahabat. Aku menetapkan untuk menempatkan diriku benar-benar sebagai sahabatmu.

Aku melepaskan segala yang terpendam dengan berat hati, dengan cucuran airmata. Sebelum kamu berangkat meninggalkan kota tempat kita menghabiskan masa kecil hingga sekolah menengah itu, hampir setiap malam aku menangis. Aku menangisi kamu. Menangisi cintamu. Menangisi cintaku. Semuanya membuatku menangis.

"Aku berangkat ya, jaga dirimu baik-baik." Kamu berbisik di telingaku. Suaramu yang candu menyelusup masuk ke dalam sanubariku.

"Kamu juga. Jaga diri baik-baik. Jangan lupa pulang ya. Jangan pikir ibumu dan aku tak merindukanmu," ucapku sambil menonjok pelan perutmu. Aku kini sudah bisa menetralisir rasa. Meski dengan perasaan yang aneh. Tidak, aku tidak merasa terlalu kehilangan. Aku menganggap kamu hanya akan pergi ke warung, dan dalam beberapa menit akan kembali lagi.

Itulah kali terakhir kita bertemu. Aku malah sempat mengantarmu ke stasiun. Melambaikan tangan untuk yang terakhir kalinya padamu. Membiarkanmu pergi dengan meninggalkan bermacam kesan. Ya, aku berharap kamu baik-baik di sana. Sama halnya dengan aku yang akan baik-baik saja selepas kepergianmu.

Aku baik-baik saja sampai setahun kepergianmu. Kamu tak berkabar selama hampir satu tahun itu. Aku berpikir kamu sibuk menjadi mahasiswa baru sama halnya denganku yang sedang menikmati indahnya menjadi mahasiswa. Ospek membuatku benar-benar hampir melupakanmu. Lalu hari-hari perkuliahan membuatku menjadi lebih rasional. Aku memilih fokus kuliah dan berusaha tak lagi mengingatmu. Tak lagi bertanya-tanya, kenapa kamu tak berkabar sedikit pun.

Lantas sekarang. Setelah hampir dua tahun kita tak bertemu. Kamu tiba-tiba ada di hadapanku. Bercerita panjang lebar tentang bagaimana hidupmu setelah meninggalkan kota tempat kita dibesarkan. Kamu mengatakan bahwa hidupmu begitu tak menentu. Kamu kehilangan sesuatu yang sebelumnya ada namun tak pernah kamu rasakan.

"Aku salah selama ini. Aku selalu salah mencintai orang. Seharusnya sejak lama aku menyadari, bahwa kamulah orang yang kucintai. Orang yang membuatku merasa menjadi diriku sendiri. Orang yang membuatku berdiri tegar saat aku merasa terpuruk." Begitulah kata-kata meluncur manis dari bibirmu.

Aku hanya terdiam. Aku tak mampu mengatakan apa-apa. Sejak dulu aku mencintaimu. Namun jika saat ini aku boleh jujur, aku tak lagi mencintaimu. Aku sudah menganggapmu benar-benar sebagai sahabat. Tulus. Tak ada unsur apa pun di balik itu semua.

"Kamu mungkin tak percaya. Aku benar-benar mencintaimu. Aku mungkin terlambat mengatakan ini semua. Namun aku harus mengatakan semuanya. Agar kamu tahu. Selama setahun pertama aku di Yogya, kuliahku kacau. Aku tak benar-benar kuliah seperti yang kamu dengar dari orangtuaku. Setiap hari aku hanya jalan-jalan. Menyusuri malioboro, begadang di alun-alun kidul, atau ke Parangtritis bersama beberapa teman. Semuanya kulakukan hanya karena aku selalu mengingatmu. Dalam pikiranku hanya ada kamu. Hanya kamu." Kamu bercerita panjang lebar, setelah kamu melihat reaksiku yang nampak kaget dan hanya bisa melongo, menatapmu tak percaya.

Aku ingin jatuh cinta. Seperti dulu aku jatuh cinta padamu. Pada matamu yang menghimpun lautan. Pada tubuh hutan hujan tropismu. Pada suaramu yang serupa candu. Aku ingin jatuh cinta seperti ketika aku jatuh cinta padamu. Dulu.

"Aku sahabatmu. Baik dulu mau pun sekarang. Jadi aku akan tetap menjadi sahabatmu," ucapku pelan. Hanya itu yang bisa kukatakan padamu.

"Aku mengerti, kamu pasti akan menjawab seperti itu. Aku tahu. Tapi ijinkan aku mencintaimu sebagai kekasih mulai sekarang. Jadilah kekasih bukan sahabatku." Kamu berkata seolah memaksa.

Jika sekarang kamu tanyakan, apakah aku juga mencintaimu? Aku akan menjawabnya, tidak. Aku mencintai kamu yang dulu. Bukan kamu yang sekarang. Rasa itu telah kubuang jauh-jauh. Sejak kamu memutuskan untuk pergi meninggalkan kota tempat kita dibesarkan. Kota di mana seluruh kenangan aku bersamamu kusimpan rapi.

Sungguh, aku tak bisa mencintai kamu yang sekarang. Meski senantiasa ada ruang yang sejak dulu, tak pernah diisi oleh siapa pun, selain namamu. Hanya namamu.***

(oleh: wida waridah, foto: kootation.com) - http://www.kawankumagz.com/read/ketika-cinta-datang

SAYAP KUPU-KUPU


Kata siapa ulat itu tidur di dalam kepompongnya? Ia sedang membuat sayap kupu-kupu yang indah. Apa kau tidak percaya? Cepat, lihatlah. Di hadapanku ada ulat itu. Ia akan segera terbang.

Kepala lucunya muncul dari dalam, menyeruak selubung yang beberapa waktu mengurungnya. Pelan dan pelan, tapi pasti. Lihat, sayap itu mulai keluar. Warnanya hijau! Cantik bukan main.

Sayap itu...

Menyeruak.

Terbang.

Begitu cepat. Secepat dunia yang berubah. Dari purba menjadi modern. Dari nomaden yang berpindah-pindah menjadi maden, yang punya tempat tinggal tetap. Dari gua menjadi bangunan rumah yang begitu nyaman.

"Diajeng, kau sedang berpikir apa lagi?" seseorang mengagetkanku. Perempuan tengah baya itu guruku. Ia beberapa kali memergoki aku yang diam, sekadar melihat kepompong seperti saat ini. Seperti menerka apa yang sedang kukerjakan.

Kutunjukkan kepompong kosong. Guruku melihat miris kepompong itu. Ah, tidak. Jangan melihat seperti itu. Rumah kepompong begitu kuat. Lihat saja, rumah itu bisa mengering bahkan membatu hingga bertahun lamanya.

"Kau harusnya bermain dengan teman-temanmu, bukan berada di sini," Bu Guru menepuk pundakku. Aku mengangguk. Pergi. Bukan pergi bermain, tapi memilih masuk ke dalam kelas.
***

Saat jam istirahat, kelas ini jadi sepi. Semua anak ke kantin, ke lapangan, ke perpustakaan atau kemana pun sesuka hati mereka. Kubuka buku gambar yang ada di laci meja. Ada banyak kupu-kupu yang kugambar di sana.

Entah sejak kapan aku begitu tergila-gila dengan kupu-kupu. Di kamarku sangat banyak poster dan foto-fotonya. Aku juga punya kostum sayap kupu-kupu. Meskipun jika aku menggunakannya, aku lebih mirip peri. Bukan kupu-kupu.

BUK!

Sebuah dentuman mengagetkan aku. Bunyi apa itu? Kuhampiri, terdengar dari arah belakang.

"Kamu lagi?" tanya laki-laki yang lebih tinggi itu kepadaku. Aku segera berbalik. Tak perlu kutanya, sedang apa dia. Pasti ia tidur lagi pada bangku-bangku yang dijejerkan jadi panjang. Dan tentu saja, ia jatuh lagi.

"Kamu nggak pernah main, ya? Belum punya teman?" Ia sedikit mengejar langkahku. Aku tidak bereaksi apa-apa. Mukaku seperti biasa, datar.

"Kamu anak baru itu, kan? Dari awal masuk nggak pernah ngomong. Sampai perkenalan di kelas pun tetap Ibu Guru yang bicara." Ia masih mengejarku. Sekarang ia malah duduk di sebelahku.

Aku ingin bilang, aku bukan orang yang sombong. Tapi kutahan. Aku tidak ingin mengeluarkan kata atau suara apa pun. Jika kuterangkan, tetap saja ia tidak akan mengerti.

Ia melirik buku gambarku. Dibukanya. Seperti segera ingin melihat apa yang ada di dalamnya. Aku suka jika ia tertarik dengan buku gambar itu.

"Waaah, gambar kamu bagus banget!" decaknya, sambil menatap buku itu. "Kamu suka kupu-kupu, ya?" Aku mengangguk.

"Apa kupu-kupu bisa dipelihara? Ada berapa jenisnya?" tanyanya. Aku masih diam.

"Ah, kamu sombong!" Tiba-tiba ia menghempaskan buku itu.

 "Au...au...a-o-oo...!" kataku setengah berteriak. Aku...akhirnya mengeluarkan suara yang selama ini kutahan. Di hadapannya dan di hadapan anak-anak lain di sekolah ini. Ya, aku cuma seorang gagu.

"Au a o-o ...!"

Ia mematung.
***

Sebenarnya, baru satu minggu aku pindah sekolah. Tapi hari ini aku ingin bolos. Aku benar-benar tidak mau pergi ke sekolah. Tidak. Cuma tatapan Mama memaksaku untuk berangkat. Aku rasanya tidak kuat bertemu semua orang. Andai saja di sekolah cuma ada aku. Aku seorang. Tidak ada anak lain. Tidak juga ia.

Kakiku ragu masuk ke kelas.

"Aku pinjam ini dari perpus." Anak laki-laki itu menyerahkan sebuah buku tebal. Ada kupu-kupu di sampulnya. Ensiklopedi.

Ragu.

Tapi aku ingin mengetahui isinya. Aku pernah melihat buku seperti ini di sekolahku dulu. Tapi tidak setebal ini. Dan warnanya pun berbeda.

            Ia meletakkan buku itu di atas mejaku. Dan pergi ke bangkunya di bagian belakang. Kulihat punggungya. Ada getaran aneh yang tak bisa kujelaskan. Entah.
***

Kupu-kupu itu punya empat helai sayap. Di depan dan di belakang, pada sisi kiri dan kanan tubuh mungil itu. Badannya berbuku-buku, yang disebut segmen. Ada tiga bagian. Ia punya antena yang disebut dengan sesunguk, mata majemuk dan juga belalai atau istilahnya probosis. Belalai, sebutan yang lucu untuk kupu-kupu. Seperti yang ada pada gajah juga, kan?

Kututup halaman itu. Ia datang lagi.

"Kamu tahu, kenapa sayap kupu-kupu bisa berwarna?" tanyanya. Aku mengangguk. Aku sudah membacanya. Tapi ia terus bicara, seolah aku belum baca apa-apa.
"Warna merah dan hitam berasal dari pigmen sisik kupu-kupu. Kamu sudah baca bagian itu belum?"  Ia melanjutkan, "Tapi untuk warna hijau dan kuning, pigmen itu tidak ada. Warnnya cuma terbentuk dari susunan kontur sisik kupu-kupu. Cahaya juga punya peranan penting saat mengenai kontur sisik-sisiknya." Bagian ini aku belum baca. Aku tersenyum padanya. Hei, tersenyum? Sejak kapan aku bisa senyum pada orang lain?

"Oh iya, kenapa kamu bisa suka dengan kupu-kupu?" Aku mengangkat bahu.

"Jangan-jangan kamu suka karena kupu-kupu itu makan madu?" selidiknya. Aku menggeleng cepat. Aku tahu, kupu-kupu tak cuma makan madu. Ada sebagian kupu-kupu yang hinggap di bangkai atau pun kotoran hewan. Mereka membutuhkan kandungan natrium yang bisa diperoleh dari madu pada bunga atau juga pada sumber lainnya, jika memang bunga tidak ada.

"Lalu?" ia bertanya lagi.

Kuambil kertas dan pensil dari dalam tas. Kutuliskan sesuatu. Ia membacanya, "Karena aku cantik seperti kupu-kupu?" Ia mengernyitkan alisnya. Ha-ha-ha, kami tertawa.

Ada satu alasan yang tak ingin kuberi tahu padanya.

Karena, aku merasa sama seperti kupu-kupu. Sama-sama tak bisa bicara. Aku sedih? Tidak juga. Kubuka lagi buku tebal itu. Kami melihat sayap indah kupu-kupu. Ada rasa bahagia yang meruak, sulit untuk kuungkapkan.

Aku tak peduli lagi, apakah aku bisa bicara atau tidak. Apakah orang lain tahu tentang hal itu. Hidup ini begitu indah. Tak cuma ada kekurangan. Pasti ada kelebihan.

Aku adalah Diajeng. Aku berpindah-pindah sekolah agar tidak dijauhi saat ketahuan tak bisa bicara. Aku memang seorang gagu. Aku masih bisa mendengar. Aku suka menggambar. Aku suka kupu-kupu. Aku ingin lebih mengenal dunia. Ingin dunia mengenalku, sama seperti mereka mengenal sayap kupu-kupu.

(oleh: rizki d utami, foto: weheartit.com) - http://www.kawankumagz.com/read/sayap-kupu-kupu

KETIKA CINTA DATANG


Aku ingin jatuh cinta. Seperti dulu aku jatuh cinta padamu. Pada matamu yang menghimpun lautan. Pada tubuh hutan hujan tropismu. Pada suaramu yang serupa candu. Aku ingin jatuh cinta seperti ketika aku jatuh cinta padamu.

Aku tahu, tak mungkin ada yang bisa sepertimu, tak ada. Tak mungkin ada yang bisa menggantikanmu. Dalam dadaku ini, senantiasa ada ruang yang sejak dulu, tak pernah diisi oleh siapa pun, selain namamu. Hanya namamu.

Kamu memang tak benar-benar mengharapkan aku. Bagimu, aku hanya seorang sahabat. Cukup. Tidak lebih. Tak ingin lebih. Kamu lebih memilih perempuan lain, yang menurutmu cantik, seksi, pintar, dan banyak alasan lain, untuk bisa membuatmu jatuh cinta.

Sedangkan jatuh cinta padaku, bagimu seperti sebuah dosa. Lantas jadilah kita hanya sahabat. Kamu menceritakan semua yang terjadi dalam hidupmu padaku. Aku mengatakan semua hal, kecuali perasaanku padamu yang sesungguhnya.

Setiap kali kamu menceritakan hubunganmu dengan pacarmu, kali itu juga, selalu ada yang membara dalam dadaku. Aku cemburu. Cemburu pada perempuan yang menjadi kekasihmu. Terkadang, saat kamu memutuskan untuk mengakhiri hubunganmu dengan seseorang, aku merasakan sebuah kebahagiaan. Entahlah, aku merasakan kepuasan yang luar biasa ketika kamu memutuskan untuk tidak lagi menjalin hubungan dengan seseorang.

Begitu juga sebaliknya, aku akan merasakan kebahagiaan jika pada satu waktu, kekasihmu memutuskan hubungannya denganmu. Kamu bercerita dengan penuh kesedihan. Aku menghiburmu, meyakinkanmu bahwa semua akan baik-baik saja. Bahwa perempuan yang memutuskan hubungannya denganmu suatu hari akan menyesal.

Ini mungkin kebahagiaan yang aneh. Ganjil. Seharusnya aku ikut sedih saat itu, merasakan kesedihanmu juga. Sebagai sahabat semestinya aku ikut memaki perempuan yang telah begitu saja memutuskan hubungan cintanya denganmu.

Perasaan seperti itu terus muncul hingga akhirnya kita berpisah. Selepas sekolah menengah atas, kamu memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah di kota tempat kita tinggal. Kamu memilih untuk kuliah jauh dari rumah. Saat itu kamu mengatakan padaku, kamu ingin mencoba belajar hidup mandiri. Kamu ingin merasakan bagaimana hidup jauh dari orangtua.

Sejak saat itulah, aku mengubur segala hal tentangmu. Aku tegaskan pada diriku bahwa aku tak ingin lagi jatuh cinta padamu. Cukup sampai kita menyelesaikan masa SMA bersama. Sebab semakin aku memupuk cinta padamu, aku akan semakin sakit. Aku tak ingin larut dalam cinta platonis.

Maka saat kamu berpamitan padaku, aku mendekapmu. Mendekap erat tubuhmu, menatap matamu yang menghimpun lautan itu, sebagai sahabat. Aku menetapkan untuk menempatkan diriku benar-benar sebagai sahabatmu.

Aku melepaskan segala yang terpendam dengan berat hati, dengan cucuran airmata. Sebelum kamu berangkat meninggalkan kota tempat kita menghabiskan masa kecil hingga sekolah menengah itu, hampir setiap malam aku menangis. Aku menangisi kamu. Menangisi cintamu. Menangisi cintaku. Semuanya membuatku menangis.

"Aku berangkat ya, jaga dirimu baik-baik." Kamu berbisik di telingaku. Suaramu yang candu menyelusup masuk ke dalam sanubariku.

"Kamu juga. Jaga diri baik-baik. Jangan lupa pulang ya. Jangan pikir ibumu dan aku tak merindukanmu," ucapku sambil menonjok pelan perutmu. Aku kini sudah bisa menetralisir rasa. Meski dengan perasaan yang aneh. Tidak, aku tidak merasa terlalu kehilangan. Aku menganggap kamu hanya akan pergi ke warung, dan dalam beberapa menit akan kembali lagi.

Itulah kali terakhir kita bertemu. Aku malah sempat mengantarmu ke stasiun. Melambaikan tangan untuk yang terakhir kalinya padamu. Membiarkanmu pergi dengan meninggalkan bermacam kesan. Ya, aku berharap kamu baik-baik di sana. Sama halnya dengan aku yang akan baik-baik saja selepas kepergianmu.

Aku baik-baik saja sampai setahun kepergianmu. Kamu tak berkabar selama hampir satu tahun itu. Aku berpikir kamu sibuk menjadi mahasiswa baru sama halnya denganku yang sedang menikmati indahnya menjadi mahasiswa. Ospek membuatku benar-benar hampir melupakanmu. Lalu hari-hari perkuliahan membuatku menjadi lebih rasional. Aku memilih fokus kuliah dan berusaha tak lagi mengingatmu. Tak lagi bertanya-tanya, kenapa kamu tak berkabar sedikit pun.

Lantas sekarang. Setelah hampir dua tahun kita tak bertemu. Kamu tiba-tiba ada di hadapanku. Bercerita panjang lebar tentang bagaimana hidupmu setelah meninggalkan kota tempat kita dibesarkan. Kamu mengatakan bahwa hidupmu begitu tak menentu. Kamu kehilangan sesuatu yang sebelumnya ada namun tak pernah kamu rasakan.

"Aku salah selama ini. Aku selalu salah mencintai orang. Seharusnya sejak lama aku menyadari, bahwa kamulah orang yang kucintai. Orang yang membuatku merasa menjadi diriku sendiri. Orang yang membuatku berdiri tegar saat aku merasa terpuruk." Begitulah kata-kata meluncur manis dari bibirmu.

Aku hanya terdiam. Aku tak mampu mengatakan apa-apa. Sejak dulu aku mencintaimu. Namun jika saat ini aku boleh jujur, aku tak lagi mencintaimu. Aku sudah menganggapmu benar-benar sebagai sahabat. Tulus. Tak ada unsur apa pun di balik itu semua.

"Kamu mungkin tak percaya. Aku benar-benar mencintaimu. Aku mungkin terlambat mengatakan ini semua. Namun aku harus mengatakan semuanya. Agar kamu tahu. Selama setahun pertama aku di Yogya, kuliahku kacau. Aku tak benar-benar kuliah seperti yang kamu dengar dari orangtuaku. Setiap hari aku hanya jalan-jalan. Menyusuri malioboro, begadang di alun-alun kidul, atau ke Parangtritis bersama beberapa teman. Semuanya kulakukan hanya karena aku selalu mengingatmu. Dalam pikiranku hanya ada kamu. Hanya kamu." Kamu bercerita panjang lebar, setelah kamu melihat reaksiku yang nampak kaget dan hanya bisa melongo, menatapmu tak percaya.

Aku ingin jatuh cinta. Seperti dulu aku jatuh cinta padamu. Pada matamu yang menghimpun lautan. Pada tubuh hutan hujan tropismu. Pada suaramu yang serupa candu. Aku ingin jatuh cinta seperti ketika aku jatuh cinta padamu. Dulu.

"Aku sahabatmu. Baik dulu mau pun sekarang. Jadi aku akan tetap menjadi sahabatmu," ucapku pelan. Hanya itu yang bisa kukatakan padamu.

"Aku mengerti, kamu pasti akan menjawab seperti itu. Aku tahu. Tapi ijinkan aku mencintaimu sebagai kekasih mulai sekarang. Jadilah kekasih bukan sahabatku." Kamu berkata seolah memaksa.

Jika sekarang kamu tanyakan, apakah aku juga mencintaimu? Aku akan menjawabnya, tidak. Aku mencintai kamu yang dulu. Bukan kamu yang sekarang. Rasa itu telah kubuang jauh-jauh. Sejak kamu memutuskan untuk pergi meninggalkan kota tempat kita dibesarkan. Kota di mana seluruh kenangan aku bersamamu kusimpan rapi.

Sungguh, aku tak bisa mencintai kamu yang sekarang. Meski senantiasa ada ruang yang sejak dulu, tak pernah diisi oleh siapa pun, selain namamu. Hanya namamu.***

(oleh: wida waridah, foto: kootation.com) - http://www.kawankumagz.com/read/ketika-cinta-datang

SEPULUH KUTUKAN DAWET AYU


Ini jam terakhir, dan tenaga konsentrasiku telah terkikis akibat insiden saat istirahat tadi. Bahkan aku sama sekali tak mengerti apa yang sedang diterangkan oleh guru bahasa Inggrisku di depan kelas. Kuputar kepalaku, meneliti keadaan sekitar. Tangan Kiki dan Dian bergerak aneh di laci meja, tanda mereka sedang bersms ria dengan cowok mereka. Hesti dan Windi asik ngobrol tanpa peduli kalau sejak tadi Bu Pur melirik ke arah mereka. Dan aku merasa iri dengan Riska, teman sebangkuku yang sudah molor sejak awal pelajaran. Aku berani bertaruh mereka lupa kalau tiga bulan lagi sudah UAN SMA.

Pikiranku berlari mundur menuju saat istirahat tadi. Seperti yang biasa dilakukan oleh kalangan anak-anak populer di sekolahku, saat istirahat adalah saat yang paling tepat untuk nongkrong di tepi lapangan basket. Entah itu hanya sekadar bertukar gosip atau hal lainnya yang terkadang tampak tidak penting bagi anak-anak OSN.

 "Aku heran deh, anak-anak autis itu, kok, dari tadi mondar-mandir terus di depan kita," kata Dian kesal, keantusiasannya menonton basket menjadi terganggu karena anak-anak OSN itu.

"Bener banget! Aku jadi enggak konsen nonton permainan basket Ihsa! Lagian, buat apa sih pake acara mindahin cendol sebanyak itu ke kantin," Kiki rupanya juga merasa terganggu.

"Payah banget, sih, kalian. Hari Sabtu besok sekolah kita kedatangan tamu yang jumlahnya cukup banyak. Mereka itu para guru dan pelajar perwakilan salah satu SMA internasional dari Turki," celoteh Riska bak penyiar berita.

"Terus apa hubungannya sama cendol?" tanya Hesti polos.

"Aduh! Cendol itu dibikin dawet, terus dihidangin buat tamu kita dari Turki. Itu kan sebagai salah satu cara untuk memperkenalkan ciri khas kabupaten kita tercinta, Banjarnegara," imbuh Riska yang kelihatannya bersemangat sekali ingin memajukan kota ini.

"Please, deh, enggak penting banget ngomongin hal itu. Mending balik ke kelas, yuk," akhirnya aku angkat bicara, tidak tahan mendengar mereka membicarakan hal yang tidak aku mengerti. Aku memang asli Banjarnegara, tapi jangan harap aku tahu apa itu cendol. Bahkan aku sama sekali tak tahu dawet ayu itu seperti apa, rasanya bagaimana, atau semacam itulah. Yah, walaupun semua orang bilang dawet itu enak, tapi tetap saja kampungan.

 Dan saat kami berjalan ke kelas tiba-tiba seorang cowok menabrakku dari arah belakang. Aku menjerit tertahan, tubuhku tersungkur tak berdaya. Cowok berkacamata itu juga jatuh di sebelahku. Kendi yang tadi dibawanya pecah, isinya membasahi seragam OSIS-ku. Perutku langsung mual melihat tumpahan kendi yang tampak seperti lendir hijau.

"Titi, kamu baik-baik aja?" Cowok yang menabrakku langsung membantuku berdiri, ternyata dia Bagas. Salah satu anak OSN sekaligus tetangga culunku. Dan bisa kulihat, semua orang mengerubungi kami sekarang.

"Halo! Buta, ya? Enggak liat, nih, seragam jadi ijo semua?! Lecet juga nih?!" bentakku keras-keras sambil melotot kearahnya.

"Aduh, maaf, Ti. Jangan marah, ya? Nanti aku bantuin ngerjain Fisika-mu lagi deh," ceplos Bagas dengan polosnya, terlihat jelas ekspresi ketakutan dari wajah lugunya. Saat mendengar hal itu, semua anak populer yang mengerubungi kami mendelik jijik pada kami berenam.

"Eh maaf, ya. Kenal juga enggak!" ujarku berbohong, pamorku bisa turun kalau semua tahu Bagas tetanggaku. Apalagi kalau sampai tahu dia sering mengerjakan tugas Fisikaku. Aduh, gengsi dong.

"Hayoh! Ngelamun terus!" tiba-tiba Dian membuyarkan lamunanku, ternyata bel tanda pulang telah berbunyi.

"Apaan, sih!" jawabku sedikit ketus. "Kayaknya kita harus buat perjanjian, deh. Pokoknya siapapun dari kita berenam enggak ada yang minum dawet ayu sebelum tahun baru," kataku lagi mantap.

"Bener, Ti! Itu sebagai peringatan kesialan kita gara-gara Bagas si juragan dawet ayu," dukung Windi, dan semua tersenyum tanda setuju. Aku baru ingat kalau orangtua Bagas pembuat dawet.

"Laper banget, nih. Ke alun-alun, yuk, cari makan," usulan Kiki yang melenceng dari obrolan langsung disetujui kami berlima, kalau masalah perut pasti kompak deh.
***

Saat kami sampai di Alun-alun, hujan turun. Ini bulan November, jadi bisa dipastikan akan ada hujan setiap harinya. Dan sekarang, aku bersama kelima sahabatku sedang berteduh di bawah pohon Beringin Kembar. Aku memperhatikan sekelilingku, hanya ada kami berenam. Tunggu dulu, tepat di depanku ada seorang wanita separuh baya yang duduk sila di atas tikar usang. Di sampingnya, berdiri papan kecil bertuliskan "Peramal Sakti". Aku jadi sedikit merinding saat membacanya.

"Ih, ada peramal, tuh. Gimana kalau kita nyobain ngeramal masa depan kita?" lagi-lagi Kiki yang pertama mengusulkannya.

"Ogah! Buat apa sih? Mending kita..." belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, kelima sahabatku sudah bergegas ke tempat peramal itu. Aduh, apa mereka lupa adab mengobrol yang sopan? Sukanya asal ngeloyor gitu.

"Mau Madam ramal tentang apa? Madam hanya akan meramal satu hal saja, nanti Madam kasih solusinya," kata peramal itu. Hei, dia menyebut dirinya Madam? Enggak salah, tuh? Norak banget, sih.

"Masa depanku dengan Ihsa!" celetuk Kiki.

"Hei, tentang kota Banjarnegara aja!" usulan dari Riska tentunya.
 "Udah! Stop!" aku mencoba mengendalikan situasi yang dijamin sebentar lagi bakal ramai. "Biar adil, kita ngeramal persahabatan kita berenam."

Peramal itu memejamkan matanya, sesekali alisnya berkerut dan bibirnya mengerucut. "Ada pengkhianat!" seru peramal itu tiba-tiba. Kami berenam melompat mundur besamaan saking kagetnya.

"Akan ada di antara kalian yang minum dawet ayu sebelum tahun baru," kata peramal itu lagi.

"Siapa Madam?" tanyaku penasaran..

"Wah, kalau itu belum jelas, Nak." Kalau ini adegan dalam komik, aku pasti sudah terjengkang ke belakang. "Tapi sebelum hal itu terjadi, kalian bisa membuat kutukan," imbuhnya.

"Kutukan?" tanya kami berenam berbarengan.

"Iya, kutukan yang akan menimpa pengkhianat itu setelah dia minum dawet ayu. Kalian harus menuliskannya pada kain putih ini." Peramal itu menyodorkan kain putih seukuran sapu tangan.

Kami bersepakat kalau satu anak mempunyai hak menulis dua kutukan.
10 Kutukan Dawet Ayu
1.    Dapat es krim gratis.
2.    Pizza gratis.
3.    Tumbuh jerawat besar di ujung hidung.
4.    Tumbuh kutil di bawah mata kanannya.
5.    Selalu berbicara dengan vokal U.
6.    Terkena kutu rambut.
7.    Gatal-gatal di sekujur tubuhnya.
8.    Seluruh badan berbintik merah.
9.    Tercebur got dalam keramaian.
10. Jadian dengan orang yang dibenci.

Kutukan nomor 1 dan 2 itu berasal dari Kiki, nampak bukan sebuah kutukan menurutku. Tapi aku penasaran dengan pengkhianat itu. Bisa saja Riska, dia itu pengagum Banjarnegara dengan segala isinya.
***

Semua sibuk menghadapi tes semester pada awal Desember. Keadaan ini membuatku semakin akrab dengan Bagas, hampir setiap hari Bagas berkunjung ke rumahku. Jangan berpikiran macam-macam dulu, dia ke rumahku hanya untuk mengajariku materi yang belum kukuasai. Sialnya tak satupun materi yang kukuasai selama ini, dan itu membuat Bagas menjadi sering ke rumahku. Dan aku tak membencinya lagi sekarang.

"Kapan-kapan aku boleh berkunjung ke rumahmu, kan?" tanyaku malu-malu saat hari terakhir kami belajar bersama.

"Ayolah, sejak kapan aku melarangmu datang ke rumahku?" kata Bagas tersenyum geli.
***

Hari ini tanggal 28 Desember, dan usiaku genap 17 tahun. Tapi semua tampak biasa saja, tak ada yang spesial. Well, mungkin mereka lupa sekarang tanggal berapa. Akhirnya aku memutuskan untuk berkunjung ke rumah Bagas saja daripada aku mati di kamarky saking bosannya.

            Ini pertama kalinya aku ke rumah Bagas, dan seisi rumahnya menyambutku dengan sangat ramah. Mereka menyuguhiku dengan begitu banyak makanan enak. Apa hari ini wajahku terlihat seperti orang yang belum makan tujuh hari tujuh malam? Tapi tak apalah, aku memang sangat lapar sekarang. Siangnya aku pamit pulang.

            Aku menghabiskan sisa waktuku dengan hanya duduk bermalasan sambil nonton TV kabel, tapi suara ketukan pintu mengusikku. Dengan enggan aku membuka pintu.

"Happy Birthday!" Kelima sahabatku langsung memelukku.

"Kupikir kalian lupa ulang tahunku," kataku datar. Dan kelima sahabatku langsung mencubiti pipiku. Semua bergegas ke kamarku menghabiskan makanan yang dibawa Kiki, pizza dan es krim.

"Kenyangnya," ujarku sambil mengelus perutku yang sekarang membuncit.

"Arrrgh!" jeritan kelima sahabatku membuatku bingung. Mereka terlihat ketakutan sekali. Apa ada sesuatu yang ganjil denganku? Aku memutuskan melangkah menuju cermin terdekat. Dan...

Oh My God! Seluruh tubuhku rasanya mati rasa sekarang. Aku tak kuasa mengedipkan mataku, aku gemetar. Aku mundur beberapa langkah dan menjatuhkan diriku ke kasur. Jantungku berdegub tak karuan, aku terlalu syok.

"Ti, ini enggak mungkin! Ada jerawat besar di hidungmu, itu berarti..." Hesti tak kuasa menyelesaikan kata-katanya. Iya aku tahu, itu berarti akulah penghianat seperti yang dikatakan peramal. Tapi aku tak merasa telah mengkhianati perjanjian itu, apalagi akulah yang telah membuat perjanjiannya.

Aku bangun dan duduk di antara mereka, masih memejamkan mataku dan berusaha mengingat kembali. "Aku tak pernah merasa meminum minuman menjijikkan itu, menyentuhnya pun tidak." Aku membuka mataku dan kelima sahabatku terlihat semakin bingung sekarang. "Tunggu!" Akhirnya aku ingat sesuatu, dan mata mereka langsung melotot penasaran.

"Hari ini aku ke rumah Bagas, mereka menyuguhiku dengan begitu banyak makanan dan minuman. Hei! Kalian bisa mendeskripsikan dawet ayu itu seperti apa?!" tanyaku tak sabar.

"Warnanya cokelat gula jawa, terus ada cendol hijaunya. Enak banget menurutku, apalagi kalau ada sari durennya," jawaban Riska membuatku semakin lemas saja. Apalagi, perasaan benciku terhadap Bagas sudah memuncak lagi sekarang. Ingin rasanya kutendang bokong dan muka jeleknya.

"Well, aku memang telah tidak sengaja meminumnya di rumah Bagas tadi," kataku parau, tapi aku menekankan nadaku pada kata "tidak sengaja". Kelima sahabatku menepuk-nepuk pundakku.

"Selamat menikmati hari-hari Anda yang penuh dengan kutukan!" ujar mereka berbarengan. Aku tersenyum kecut mendengarnya.

Sekarang aku tahu, tanpa sadar aku telah menjalani kutukan nomor 1 dan 2, makan pizza dan es krim gratis. Kemudian tumbuh jerawat besar di hidungku, dan sebentar lagi bakal ada kutil di bawah mataku. Dan aku tak sanggup mengingat kembali kesepuluh kutukan itu. Seandainya aku tak pernah membuat kutukan ini, seandainya aku tak pernah bertemu peramal itu, seandainya aku tak pernah membuat perjanjian konyol itu, seandainya aku tahu wujud dawet, seandainya semuanya tidak hanya seandainya.

Tapi setidaknya aku berpikiran waras sekarang. Aku harus mencintai diriku sendiri sebelum mencintai orang lain. Dan sebelum aku mencintai Indonesia, aku harus dulu mencintai Banjarnegara. Dan sekarang aku tahu ternyata dawet ayu itu rasanya enak dan tidak kampungan. Tapi tetap saja kutukan ini menghantuiku.

"Kutukannya hanya berlaku pada bulan Desember ini saja, kan?" tanyaku akhirnya.

Kelima sahabatku mengangkat bahu bersamaan. Entah kenapa tubuhku gemetaran lagi. Oh My God, aku benar-benar tak ingin menghabiskan sisa hidupku dengan kutukan ini. Apalagi orang yang kubenci sekarang itu Bagas, yang benar saja dia bakal jadi pacarku.

(Oleh: Titi Setiyoningsih, foto: imgfave.com)

10 Team Terkuat Dalam Dunia Naruto

inilah ke 10 team terkuat, tercerdik dan terbaik di serial naruto dalam mengatasi misi dan musuh yang mereka hadapi.

10. Team 7

Team 7, sebuah team terdiri dari 3 anggota shinobi berstatus genin dengan 1 pendamping berstatus Jounin spesial Anbu, yang pertama Uzumaki Naruto, Haruno sakura, Uchiha sasuke dan jounin spesial anbu mereka Hatake kakashi. mereka dibentuk setelah ke tiga shinobi yang mewarisi legenda sannin ini menjadi seorang gennin. misi pertama mereka mengawal seorang penduduk negeri air, misi mereka dikategori kan dalam misi tingkat D, namun tingkatan misi mereka berubah menjadi tingkat S (misi tingkat tertinggi bahkan dilakukan oleh anbu) saat mereka bertemu dengan salah satu dari 7 legenda pedang, Demon Zabuza Momochi dan Haku. saat itu sasuke bahkan hingga tewas tapi semua dapat terkendalikan saat kakashi membuka mata kirinya dan naruto mengeluarkan chakra kyubi pertamanya.

9. Team-team Gennin konoha

Inilah ke-3 team yang setara dengan team 7/kakashi, mereka semua adalah teman dari team7, Team Kurenai dengan 3 anggota gennin hingga shipuden dengan 1 pendamping yang pensiun dari ninja pada versi shippuden karna hamil, terdiri dari, Aburame shino(Ninja serangga), Kiba Inuzuka (Anjing Ninja), Hinata hyuga(Byakugan), dan pendamping mereka KurenaiYuhi (Murid dari Orichimaru) mereka sering dipakai dalam misi pelacakan dan pencarian target.
Team Asuma, dengan 3 anggota gennin hingga shipuden dengan 1 pendamping dengan status jounin spesial seorang anggota dari12 Guardian ninja negara api, namun ia tewas ditangan akatsuki, 3 anggota gennin tersebut adalah Nara shikamaru(Manipulasi bayangan), Chouji akamich(terkenal dengan chakra kupu-kupu), Ino yamanaka(pemindahan jiwa). mereka adalah team yang cukup terkenal karena kecerdikan mereka dalam semua misi, bahkan team ini pernah membalaskan dendam akibat meninggalnya pendamping mereka Asuma Sarutobi bukan hanya itu mereka juga menghabisi dan membuat seorang anggota akatsuki tewas,yaitu Hidan.
Team Guy, dengan 3 anggota gennin hingga shipuden dengan 1 pendamping dengan status jounin spesial, 3 anggota gennin tersebut terdiri dari, Lee (seorang ninja taijutsu), Hyuga Neji (Byakugan),Ten-ten (Pemanipulasi senjata ninja) dan pendamping mereka yang selalu ceria Maiti Guy, seorang jounin spesial yang menguasai taijutsu serta tenaga dalam. mereka sering disebut sebagai ninja asli atau kelebihan mereka dapat dilihat hingga dunia nyata, Lee yang mirip dengan Bruce Lee(kungfu), Hyuga neji dengan yin dan yang serta beladiri wushu/ gaya bertarung berasal dari baguazhang, gaya berpakaian Tenten dan gaya bertarung sangat bertema Cina, mereka pernah ditugaskan untuk mengawal dan mengawasi team pengejaran gaara saat diculik oleh akatsuki.
8. Team Gerbang Besi/Shikamaru/FORMASI GERBANG BESI (team pengejaran sasuke)
Formasi gerbang besi, nama yang cukup aneh tapi keren jika diberikan kepada ke-5 shinobi ini, dengan 4 anggota gennin, dan seorang ketua status Chounin Junior, terdiri dari, Nara Shikamaru, Kiba Inuzuka, Uzumaki Naruto, Chouji akamichi, dan Hyuga Neji. mereka adalah shinobi yang ditugaskan untuk mengejar ninja pelarian sasuke, bahkan mereka dihadang oleh 5 ninja bunyi utusan orichimaru setara dengan ninja jounin, awal misi mereka membuat formasi yang dipimpin oleh shikamaru yaitu baris depan kiba dengan akamaru (anjing ninja), Shikamaru di baris kedua dan naruto tepat ditengah-tengan dan chouji dibelakang naruto dan byakugan neji di barisan paling belakang, dan menyebutnya dengan Formasi gerbang besi, mereka bertempur 1 lawan satu alias by one, chouji melawan Jirobou, Neji melawan Kidomaru, Kiba melawan Sakon, shikamaru melawan Tayuya, dan terakhir naruto dengan kimimaru, namun saat sasuke muncul dan pergi untuk menemui orichimaru, posisi naruto digantikan oleh Rock lee untuk melawan kimimaru.
7. Team INOSHIKACHOU
tidak terlalu buruk untuk dijadikan team terkuat ke-7, inoshikachou terdiri dari 3 shinobi berstatus Jounnin tingkat A yaitu  Shikaku Nara, Chōza Akimichi, Inoichi Yamanaka yang memiliki jutsu yang sama dengan team Asuma, team ini aktif dalam perang dunia ninja saat melawan madara, Shikaku sebagai ketua dalam formasi penyerangan, Choza sebagai ketua dalam penyerangan devisi tengah, dan Inoichi sebagai Ninja Sensor.
6. 12 ninja Guard, Negara api Shugonin Junishi, Kota suci Daimyo tanah Hi
inilah ke 12 ninja legendaris negara api Shugonin Junishi, sebuah kelompok ninja berstatus jounnin master anbu, ke-12 anggota ini adalah, Furiidio, Fuen, Fudou, Fuuka, Asuma, Chiriku, Kazuma, Kitane, Tou, Seito, Nauma, dan satu lagi hingga sekarang belum diketahui namanya, namun banyak yang memperkirakan shinobi pelindung ini menjadi salah satu anggota Akatsuki. ke 12 ninja pelindung ini pada awalnya bersatu dalam sebuah misi, namun terpecah dan menjadi 2 bagian, Gol baik dan jahat, gol baik memihak kepada hokage sebagai ketua dari negara konoha dan gol jahat memihak kepada kaisar negara api sebagai ketua dari konoha dan negara api, yang membuat kelompok ini terkenal adalah sebuah jutsu legenda yang tersimpan dalam diri mereka masing-masing contoh, jutsu budha milik Asuma, dikeluarkan saat menghadapai Hidan, jutsu koloborasi antara mereka semua membuat sebuah jutsu mengerikan yang disebut raimu raito, yang dapat menghancurkan sebuah negara dalam satu serangan, bahkan akatsuki(Madara) ingin sekali memiliki jutsu tersebut.
5. Team Hebi (Akatsuki team)/TAKA

Sebuah team yang dibentuk oleh ninja pelarian sasuke yang terdiri dari 4 shinobi pelarian, berstatus master jounin, sekelas dengan anbu dengan seorang pemimpin yang setara dengan kage. Ke 4 shinobi itu ialah sasuke sebagai pemimpin, Hōzuki Suigetsu, Karin, dan Jūgo. hozuki suigetsu adalah salah satu dari 7 pemegang pedang legendaris setelah masternya zabuzha meninggal.
karin (perempuan) adalag seorang ninja yang digunakan oleh orichimaru sebagai partner dalam membuat percobaan, namun karin juga sebagai shinobi medis, yang ilmunya setara dengan haruno sakura, bahkan saat sasuke terluka parah melawan killer bee, karin hanya dengan menggigit tangannya saja, sasuke dapat pulih kembali.
Jugo, seorang shinobi yang menjadi percobaan orhicimaru, mampu mengubah dirinya menjadi seorang monster, kemampuannya cukup kecil, namun tenaga dan kekuatannya sangat besar, kekuatannya sama dengan kekuatan milik Tsunade.
tapi sayang team ini bubar begitu saja saat sasuke berupaya untuk membunuh sakura, saat itu sakura datang untuk menemui sasuke, namun sasuke hendak membunuhnya, tiba-tiba naruto datang dan menghadang sasuke untuk membunuhnya, demikian juga kakashi, ia datang dan menyerang karin, agar sasuke tidak menyerang sakura, karin meronta dan menginginkan pertolongan pada sasuke, namun dengan kegelapan hatinya, sasuke melempar kunai yang dialiri chidori kearah karin, dan kakashi, sehinnga kunai tersebut menembus tubuh karin dan mengenai kakashi, untung saja kakashi menggunakan tehknik pertukaran jasad, dan karin terluka dan disembuhkan oleh sakura (aneh..aneh ya). itulah saat dimana team hebi bubar, kegelapan hati sasuke justru makin bertambah saat dia membunuh hitachi dan danzou, ia tega membunuh karin untuk mengenai kakashi, hingga perang dunia shinobi team dan sasuke tidak pernah muncul.
4. Legenda Sannin

Legenda Sannin, sebuah team yang beranggotakan 3 shinobi dari desa konoha, shinobi yang memiliki kekuatan luar biasa berstatus kage sannin atau ninja setara dengan kekuatan para kage/hokage, dapat juga dibilang lebih/diatas para kage/hokage, 3 legenda sannin ini adalah, Jiraiya, Orichimaru, Tsunade. gelar legenda sannin diberikan kepada mereka oleh hanzou, setelah mereka bertiga bertahan dalam perang dunia shinobi antara negara api dan hujan, hanzou sendiri adalah seorang pemimpin dari desa amagakure, memiliki racun dalam tubuhnya bahkan nafasnya, ia mendapatkannya dari seekor salamender yang ada didesanya, maka dari itu ia dijuluki Hanzou sisalamender, loh…kok jadi bahas hanzou sich? kita kembali ke 3 sannin.
Jiraiya, seorang shinobi gila yang memiliki kekuatan luar biasa, mampu menguasai rasengan dengan baik, sage mode (jutsu yang hanya dapat dikendalikan oleh jiraiya dan naruto), dan summon Gamabunta(seekor katak raksasa), menjadi seorang pertapa katak dari myobokuzan. murid-murid jiraiya banyak yang menjadi seorang pemimpin bahkan ninja yang paling ditakuti sekalipun, yondaime hokage, naruto dan pain/nagato (pemimpin akatsuki), Jiraiya telah memilih Naruto sebagai murid terakhir. Dan seperti yang diramalkan tetua kodok bahwa murid terakhirnya itulah yang akan mengakhiri kekacauan di dunia. Sifat mereka pun tak beda jauh. Naruto dan Jiraiya adalah sama-sama pecundang yang kemudian menjadi orang yang sangat disegani. From Zero to Hero
Orochimaru, Shinobi pelarian dari desa konoha ini, adalah seseorang legenda pecundang, bahkan ia disebut sebagai awal dari segala permasalahan di konoha, maupun seperti itu, orichimaru menguasai beberapa jutsu terlarang, bahkan ia menguasai jutsu yang sangat terlarang Edo tensei, jutsu yang membangkitkan arwah orang mati kedunia, Pemimpin desa Otogakure (Desa lindungan bunyi) yang kini telah hancur, Orochimaru mengambil Sasuke sebagai murid terakhirnya. Sasuke yang haus akan balas dendam, memilih ikut dengan orochimaru untuk belajar jutsu baru. Dengan kecerdasannya dan tekadnya yang kuat, Sasuke dengan cepat melampaui Orochimaru dan membunuh orichimaru dengan pedang nya sendiri.
Tsunade, seorang ninja tercantik  yang mempunyai jutsu awet muda dan memiliki jutsu pengobatan tingkat tinggi, Ninja Medis pertama yang terjun ke medan pertempuran. Dia sanggup menyembuhkan hampir semua luka, dan juga mampu mngeluarkan teknik khusus yang bisa mengacaukan pusat syaraf lawanTenaga Tsunade sangatlah dahsyat, dia bahkan bisa membuat lubang raksasa hanya dengan sekali pukulan tangannya ke tanah, dia juga merupakan cucu dari shodaime hokage. sunade memilih Haruno Sakura sebagai muridnya. Dengan kecerdasan dan kesungguh-sungguhannya, Sakura berhasil melalui tahap-tahap pelajaran yang berat dari Tsunade. Dan ia pun mempunyai potensi untuk melampaui kemampuan gurunya itu.
Latar belakang The Legendary Sannin Jiraiya, Tsunade dan Orochimaru sama dengan Naruto, Sasuke dan Sakura. Mereka adalah sahabat yang kemudian berpisah jalan karena ambisis masing-masing. Mungkin Naruto, Sasuke dan Sakura yang merupakan anggota Tim Seven akan melajutkan nama Legendary Sannin dikemudian hari.
3. 7 Pemegang  Pedang Legendaris (seven swordman)
7 pemegang pedang legendaris, sebuah team yang terbentuk di kirigakure, dengan 7 bilah pedang yang memiliki 7 orang tuan, 7 shinobi setara dengan kekuatan jounin dan Anbu, atau ninja kelas S, sebenarnya penjelasan lebih mendetailnya lihat di 7 pemegang pedang legendaris masih di kisah kehidupan yang tersembunyi.
2. Akatsuki
sebuah team yang bermula dari 3 shinobi berstatus, jounnin master kage, atau kekuatan mereka setara dengan para kage, bahkan para kage tidak dapat melawan mereka, 3 shinobi ini bernama, Nagato/Pain, Yahiko dan Konan, awalnya mereka adalah shinobi dari Amagakure, namun karena perang dunia shinobi antara amagakure dan negara api, mereka bertiga kehilangan orang tua dan tempat tinggi, kegelapan, ketakutan menyelimuti mereka bertiga, namun seorang shinobi Sannin, jiraiya menemukan mereka dan menjadikan mereka sebagai murid, mulai dari situ nagato semakin kuat dan membentuk sebuah team bernama Ame Orphans, dan berkembang dan terkenal akan kekuatannya, sehingga berubah nama menjadi akatsuki dan banyak ninja-ninja pelarian pergi dan bergabung bersama akatsuki.
Nagato (Pemimpin tertinggi sebelum Madara), nagato atau pain adalah pemimpin tertinggi dalam akatsuki, ya jelas lah, dia lah yang membentuk akatsuki, sebenarnya nagato tidak ada dalam akatsuki, namun hanya kekuatannya saja Rinnegan yang diberikan kepada temannya Yahiko, dan membuatnya menjadi boneka, tidak salah, yahiko adalah temannya yang telah tewas dalam pertempuran, maka dari itu kekuatan nagato diberikan kepada yahiko untuk dia jalankan sebagai boneka, namun nagato tewas dan tubuh aslinya ditemukan oleh naruto saat pain/yahiko datang menyerang Konoha.
Yahiko, seorang shinobi teman baik dari Nagato, sejak kecil mereka berdua bersama-sama dan akhirnya ditemukan oleh jiraiya, Yahiko adalah ninja yang mempunyai cukup kemampuan, namun kemampuannya belum terlihat hingga ia tewas, dengan ambisi yahiko ingin membuat dunia ninja berdamai maka nagato seseorang yang memiliki kegelapan hati, mengabulkan segala yang diinginkan yahiko, namun nagato mudah terpengaruh sehingga ia membuat keinginan yang tidak sesuai dengan keinginan yahiko.
Konan, shinobi yang seluruh tubuhnya mampu menjadikannya kertas, ini adalah ninja yang cukup terkenal akan jutsu anehnya itu, namun konan tidak berpengaruh besar terhadap akatsuki, tapi saat ke dua temannya itu tewas, konan memberanikan diri berhadapan dengan madara dan bertarung melawannya, konan menyadarkan akan kesalahan teman-temannya itu dan berpihak kepada naruto sebagai pendamai didunia shinobi, dan sempat membuat madara kewalahan saat konan mengeluarkan jutsu andalannya, 1 milyar kertas peledak, yang dijatuhkan kearah madara, ya… pasti tau kan (Madara tidak dapat dibunuh hanya dengan 1 milyar kertas peledak)
Sifat nagato dan naruto sangatlah bertolak belakang, mereka berdua adalah sama-sama murid dari seorang legenda sanni jiraiya dan mereka berdua memiliki tujuan hidup yang berpengaruh pada dunia shinobi, nagato yang ingin mempersatukan dunia shinobi ditangan amagakure dan akatsuki, naruto yang ingin mendamaikan dunia dan menghapuskan segala kegelapan dalam dunia shinobi, ah….bingung mending liat aja di bacamanga
1. Shinobi Alliansi (Perang Dunia Shinobi melawan Madara dan Akatsuki)
inilah team yang terbaik sepanjang dunia shinobi, siapa lagi kalau bukan mereka, Ninja Alliansi para dunia shinobi 5 negara dengan 1 negara para samurai, perang yang dimulai oleh ninja banci Madara ini, membuat seluruh negara yang memiliki shinobi turun kemedan perang, mulai dari status chunin hingga kage turun untuk ikut bertempur bersama para ninja lainnya, 5 kage sepakat untuk membuat devisi, dan semua devisi dipimpin oleh Gaara, ninja sekaligus pemimpin dari negara pasir (sunagakure), ninja yang sadar akan hidup yang sebenarnya dari seorang ninja oleh karena penyadaran dari naruto ini, berpidato didepan 5 negara akan keinginan dan cita-cita naruto, devisi-devisi ini dibagi menjadi beberapa bagian seperti.
1. Devisi penyergapan
devisi penyergap, salah satu dari 9 devisi lain, devisi ini dipimpin oleh seorang ninja boneka dari negeri sunagakure, siapa lagi kalau Kankuro, ninja pemakai boneka ini, memperlihatkan kewibawa-annya memimpin devisi yang cukup berpengaruh pada jalannya perang, karna team ini yang akan maju duluan sebelum devisi utama, anggota devisi ini adalah:
1. Kankuro (Captain) seorang master dari semua ninja boneka.
2. Sai (Konohagakure) sebagai pengawas udara dengan menggunaka lukisan burungnya
3. Omoi (Kumogakure) sebagai pembuat jebakan atau penyerang, seorang shinobi yang terlalu kwatir karena ia ditempatkan di devisi penyergap
4. Ittan (Iwagakure) sebagai pembuat jebakan dan pertahanan team, seorang doton yang menguasai elemen tanah
5. Saji (Konohagakure) sebagai Ninja Sensor dan Pertahanan, memiliki kuchiyose
6. Hoheto (Konohagakure) sebagai ninja sensor dan pertahanan, anggota clan hyuga memiliki Byakugan
7. Kiri (Kirigakure) Sebagai ninja medis
8. Tango (Kumogakure) sebagai ninja Penyerang dan pembuat transmisi chakra, memiliki kemampuan doton elemen tanah sama dengan ittan.