Sabtu, 26 April 2014

AKU DAN DIA. [repost]

Aku ingat saat itu. 
Senyumnya, tawa lepasnya, kerutan dahinya, semua tentangnya. 
Aku ingat dia, seperti tiap momen dengan dia membekas dalam otak dan hatiku. 
Bukan, dia bukan pacarku. Dia berarti bagiku namun takdir belum membiarkan kita bersatu. 

Aneh memang ketika engkau tahu semua tentang dia namun kalian tidak bisa bersama. Terkadang aku berpikir untuk apa dua orang saling bertemu namun pada akhirnya mereka tidak bisa bersama? 

Dia pergi lalu datang kembali. Dia menyakiti lalu memperbaiki.

Aku ingat saat pertama kami bertemu, suatu kebetulan yang tak pernah ku ketahui akan begitu membekas dan berarti. 

Awalnya hanya sebuah perkenalan singkat, lalu kami berkirim pesan dan kami menjadi cukup dekat. Satu bulan, dua bulan, tiga bulan berlalu tiba-tiba perasaan itu muncul. 
Perasaan yang tak bisa aku hindari. Lucu ketika mengingat semuanya terjadi secara tidak sengaja. Sesuatu yang awalnya biasa menjadi begitu berarti. Empat bulan, lima bulan, enam bulan aku menyadari bahwa aku benar-benar menyayanginya. 

Namun segala sesuatu tentu berubah bukan? 

People change, feelings change. Sometimes when people grow, they grow apart. He turned my world upside down. 

Kamu tahu rasanya ketika seseorang yang sangat berarti tiba-tiba pergi dari hidupmu? kecewa, sedih. Kamu tahu ketika orang itu pergi dan kita berusaha melupakannya namun seketika dia hadir lagi? Sulit. 


Dia selalu begitu, detik ini dia datang, detik berikutnya ia pergi. Tapi aku tidak perduli. aku masih di sini, menunggunya. Enam bulan setelahnya, dia benar-benar pergi. Dia mendapatkan seseorang, namun orang itu bukanlah aku. 

Sedih? Sudah pasti. Namun rasa sayangku masih lebih kuat untuknya, terlalu naif memang. 

Tapi aku merasa dia yang terbaik untukku, dia akan kembali padaku, mungkin tidak saat ini tapi dia pasti kembali padaku. Suggesti-suggesti seperti itu yg selalu aku terapkan, namun kenyataan seperti memusuhiku. Memang benar terkadang apa yang kita harapkan tidak sesuai dengan kenyataan. 

Lalu aku sampai pada titik lelah. Mengetahui kenyataan bahwa ia takkan kembali. 

Aku terlalu bodoh karena tidak bisa melihat kebahagiaan dalam sisi yang lain. Karena selama ini yang aku tahu, kebahagiaan itu adalah dia. Terkadang Tuhan membanting kita jauh untuk menyadarkan kita bahwa apa yang kita pertahankan selama ini salah. Aku sayang dia, tapi bagaimana dengannya? 

Dan akupun sadar bahwa titik puncak tertinggi cinta itu ketika merelakan kepergiannya.


(dikutip dari: www.kawankumagz.com)

Sabtu, 19 April 2014

peachy

Bukan Sebuah Akhir

Jadi, menurut beberapa sumber, tugas perempuan itu nunggu. Pertanyaan gue: “mau sampe kapan nunggu?”. Maka, gue coba untuk jadi cewek yang gak menuhankan gengsi. Mungkin bakal ada yang nanya, “dengan lo gak menuhankan gengsi, apa kangen lo terobati?”. Nggak. Sama sekali gak terobati, malah gue makin galau karena dibalesnya “gak baik”. Ya, basa-basi aja sih. Sekedar pengin ngobrol kaya dulu, di Whatsapp, di Line, SMS juga, dan telepon. Bukan pengin aja sih, tapi kangen. Kangen chat dari lo, lawakan lo, perhatian lo, kangen berantem-berantemnya kita juga. Semuanya.
Udah kaya yang pacaran. Iya. Menurut gue sih gitu, ga tau kalo menurut lo itu semua biasa aja. Hehe hehe. Dan lo juga pasti gak kangen kaya gue, iyalah, orang lo udah move on, udah jalan jauh, udah lari. Tapi, emang beneran lo itu udah ninggalin gue jauh di belakang, lo udah move on, udah pacaran lagi. Tapi, “udah pacaran lagi bukan berarti udah move on.” Ya kali itu lo. Hahaha.
Kemaren di twitter ada yang bilang “PDKT emang sering gitu. Sering berhenti di tengah jalan.” Kalo gitu...kita tiba-tiba berhenti gini wajar dong? Nggak. Semuanya itu dilakukan karena ada tujuan, PDKT dilakuin tujuannya buat mengenal satu sama lain terus jadian, ngahahaha. Bukan buat modus doang. Gue sebagai cewek bukannya ngebet mau jadian, tapi, ya, masa lo lupa? Ah, udahlah ya.
Dan beberapa hari yang lalu gue baca posting-an di http://www.daraprayoga.com/meracau-sendiri. Ada kutipan “Dan apabila dia bersama yang lain bukan sama lo, ITU BUKAN BERARTI SEBUAH AKHIR! JANGAN BERHENTI. Perjuangan kali ini berbeda. Ini semua bukan cuma tentang siapa yang terbaik, bukan pula tentang siapa yang paling menjanjikan. Tapi ini semua tentang siapa yang paling tulus, dan tidak menyerah meski terlihat bodoh.”  Kutipan ini bikin gue sadar kalo ini tuh memang belum berakhir, dan ini bukan saatnya berhenti. Tapi ini saatnya buat nyoba terus, nyoba dengan lebih keras. Sekeras apapun batu, lama-lama pasti akan terkikis oleh air.
Terus...kapan gue bakal nyerah sama semua pengabaian ini? Nanti. Kalo gue udah mau move on. Kapan gue mau move on? Kapan aja gue mau, gue bakal move on. Karena move on bukan tentang bisa atau nggak, move on itu tentang mau atau nggak. Untuk sekarang, gue masih nyaman sama kebodohan gue, tapi...bohong. Gue udah nyobain yang namanya move on. Dan gue gagal. Move on itu lebih sulit dibanding bangun pagi terus langsung mandi dengan semangat di hari pertama masuk sekolah setelah libur 2 minggu. Itu pasti. Dulu gue gak percaya kalo move on itu susah banget. Gue gak percaya karena selama ini gue adalah makhluk yang gak pake perasaan, dan kali ini gue di tampar sama omongan gue yang “move on itu gampang”.

“Good thing comes to those who wait, then better thing comes to those who chase it, and the best thing comes to those who fight for it.” -Dara Prayoga.

Minggu, 17 November 2013

Untitled #32

Untitled #32

Eugenia Kim beanie hat
forwardforward.com

Long beanie
$100 - black.co.uk

Cotton hat
$45 - modekungen.se

Pistil pom pom beanie
backcountry.com

Barbour beanie hat
$48 - liberty.co.uk

Beanie hat
$35 - peopletree.co.uk

Beanie hat
livingroyal.com

Miss Selfridge beanie hat
missselfridge.com

Dorothy Perkins beanie hat
dorothyperkins.com

John Lewis panda bear hat
$24 - johnlewis.com

Charlotte Russe knit beanie
charlotterusse.com

Monki long beanie
$11 - monki.com

Beanie hat
$11 - newlook.com

Untitled #31